SAJAK PUTIH
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau
depanku bertudung sutra senja
Di
hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum
rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi
menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak
muka air kolam jiwa
Dan
dalam dadaku memerdu lagu
Menarik
menari seluruh aku
Hidup
dari hidupku, pintu terbuka
Selama
matamu bagiku menengadah
Selama
kau darah mengalir dari luka
Antara
kita Mati datang tidak membelah...
Karya : Chairil Anwar
A.
Tema
Tema
dalam puisi “Sajak Putih” adalah “Percintaan”. Dalam puisi Sajak Putih
menceritakan seorang gadis yang sangat cantik yang mempunyai cinta yang sangat
tulus dan memikat terhadap seorang pria yang membuat pria tersebut merasa
terharu dan tertarik terhadapnya. Tetapi kedua insan tersebut belum ada
kesiapan untuk saling menyatakan perasaannya masing-masing, mereka hanya diam
tanpa ada sepatah kata yang diucapakn, mereka hanya berbicara didalam hatinya
masing–masing, tetapi si pria tersebut mempunyai banyak harapan bahwa gadis
tersebut mencintainya. Kedua insan tersebut berjanji bahwa sampai kapanpun
mereka tak akan terpisahkan
B.
Amanat
Dalam puisi ini amanat yang
disampaikan oleh penyair adalah bahwa jika kita mencintai seseorang harus
berani untuk menyatakaan perasaan kita masing-masing, menerima segala kelebihan
dan kekurangan pasangan kita, dan berusahalah untuk selalu mencintai dan ada
disisinya sampai hembusan nafas terakhir
C.
Bunyi
Pada bait I,
menggunakan sajak abab. Pada bait II, menggunakan sajak aabb. Pada bait III,
menggunakan sajak aaaa.
Nada yang ditunjukan dalam puisi
“Sajak Putih” ini adalah kegembiraan dan kebahagiaan.
Bendominasi vokal a
pada puisi ini, sehingga mengandung bunyi Efony
D.
Diksi
Sajak
merupakan kiasan suara hati si penyair, suara hati si aku. Putih mengiaskan ketulusan,
kejujuran, dan keihklasan. Jadi, sajak putih berarti suara hati si aku yang sangat tulus
dan jujur.
Pada bait I
- “Warna pelangi” adalah gambaran hati seorang pemuda yang sedang senang;
- “Bertudung sutra senja” yang dimaksud adalah pada sore hari;
- “Di hitam matamu kembang mawar dan melati” yang di maksud adalah bola matanya yang indah.
Pada bait II
- “Sepi menyanyi” yang di maksud adalah memohon (do’a) kepada Allah;
- “Muka kolam air jiwa” yang di maksud adalah bersedih hati;
- “Dadaku memerdu lagu” yang di maksud adalah berkata dalam hati;
- “Menari seluruh aku” menggambarkan rasa kegembiraan.
Pada bait III
- “Hidup dari hidupku, pintu terbuka” menggambarkan bahwa si aku merasa hidupnya penuh dengan kemungkinan dan ada jalan keluar;
- “Selama matamu bagiku menengadah” merupakan kiasan bahwa si gadis masih mencintai si aku, mau memandang wajah si aku;
- “Selama kau darah mengalir dari luka” yang di maksud adalah hidup si aku penuh harapan selama si gadis masih hidup wajar;
- “Antara kita Mati datang tidak membelah” menggambarkan sampai kematian tiba pun keduanya masih mencintai, dan tidak akan terpisahkan.
E.
Bahasa Kias
Dalam
puisi “Sajak Putih” gaya bahasa (majas) yang muncul yaitu:
- Pada baris ketiga bait pertama, yaitu “Dihitam matamu kembang mawar dan melati”, merupakan majas metafora yang bersifat membandingkan sesuatu secara langsung. Mawar dan melati yang mekar menggambarkan sesuatu yang indah dan menarik, biasanya mawar itu berwarna merah yang menggambarka cinta dan melati putih menggambarkan kesucian. Jadi dalam mata si gadis tampak cinta yang tulus, menarik, dan mengikat.
- Pada baris 1 bait 1 yaitu, “Tari warna pelangi” merupakan bahasa kiasan personifikasi yang menggambarkan benda mati dapat digambarkan seolah-olah hidup. “Rambutmu mengalun bergelut senda” juga menggunakan bahasa kiasan personifikasi.
- Dalam bait kedua baris pertama, “Sepi menyanyi” adalah personifikasi karena mereka berdua tidak berkata-kata, suasana begitu khusuk seperti waktu malam untuk mendoa tiba. Dalam keadaan diam itu, jiwa si akulah yang berteriak seperti air kolam kena angin.
F.
Citraan
Citraan
dalam karya sastra berperan untuk menimbulkan pembayangan imajinatif bagi
pembaca melalui ungkapan tidak langsung.
- Citraan visual (penglihatan) terlihat pada baris kedua dan kedelapan yaitu “Kau depanku dan menarik menari”.
- Citraan indera (pencium) terlihat pada bait keempat yaitu “Harum rambutmu”.
- Citraan indera (pendengaran) terlihat pada baris kelima yaitu “Sepi menyayi”.
G.
Bentuk Visual
Puisi sajak putih berbentuk konvensional
Comments
Post a Comment