A.
Sistem
Gerak Pada Manusia
Alat gerak pada manusia adalah tulang dan otot.
Tulang disebut alat gerak pasif, sedangkan otot disebut alat gerak aktif karena
kemampuannya berkontraksi sehingga dapat menggerakkan tulang.
1.
Tulang
Tulang-tulang dalam tubuh manusia menyusun suatu sistem kerangka. Tulang-tulang yang menyusun rangka mempunyai struktur yang beraneka ragam, sesuai dengan fungsinya. Secara umum fungsi rangka adalah:
Tulang-tulang dalam tubuh manusia menyusun suatu sistem kerangka. Tulang-tulang yang menyusun rangka mempunyai struktur yang beraneka ragam, sesuai dengan fungsinya. Secara umum fungsi rangka adalah:
·
Menegakkan tubuh
·
Sebagai alat gerak pasif
·
Tempat melekatnya otot-otot rangka
·
Melindungi alat-alat yang vital seperti
otak, jantung, paru-paru dan lain sebagainya
·
Tempat pembentukan sel-sel darah
·
Tempat deposit kalsium dan fosfat
a.
Macam-macam
Tulang
Tulang
dapat dibedakan atas beberapa macam, baik berdasarkan jenisnya maupun
berdasarkan bentuknya. Berdasarkan jenisnya, tulang dapat dibedakan menjadi 2,
yaitu:
a) Tulang
rawan (kartilago)
Tulang rawan (kartilago) terdiri
atas sel-sel tulang rawan (kondrosit) yang mengeluarkan matriks yang disebut
kondrin. Tulang rawan bersifat bingkas atau lentur. Tulang rawan pada anak
berbeda dengan tulang rawan pada orang dewasa, karena tulang rawan pada anak
berasal dari mesenkim dan lebih banyak mengandung sel tulang, sedangkan pada
orang dewasa berasal dari perikondrium (selaput tulang rawan) yang mengandung
calon sel tulang rawan (kondroblas).
b) Tulang
keras / sejati (osteon)
Tulang
keras dibentuk oleh sel-sel tulang keras (osteosit) yang mengeluarkan
matriks yang mengandung senyawa kapur dan fosfat. Penimbunan senyawa ini dalam
matriks menyebabkan tulang menjadi keras. Osteosit yang meyusun tulang keras
menempati suatu bagian yang disebut lakuna. Lakuna ini dihubungkan dengan
lakuna-lakuna lain oleh suatu saluran kecil yang disebut kanalikuli. Lakuna
yang berisi osteosit ini membentuk suatu struktur konsentris yang berpusat pada
bagian tengan yang disebut saluran Havers. Pada saluran ini terdapat sistem
saraf dan pembuluh darah yang bertugas mensuplai oksigen dan nutrisi bagi
osteosit.
b.
Osifikasi
(proses penulangan)
Tulang pipa terbagi atas tiga
bagian, yaitu bagian ujung disebut epifise, bagian tengahnya yang tersusun atas
tulang keras disebut diafise, dan antara diafise dan epifise terdapat cakra
epifise, yang terdiri atas tulang rawan dan banyak mengandung osteoblas (calon
osteosit). Pada orang yang masih dalam pertumbuhan bagian inilah yang dapat
bertambah panjang. Di dalam tulang pipa terdapat rongga. Rongga ini terjadi
karena aktivitas osteoklas yang berfungsi merombak sel-sel tulang. Selanjutnya
rongga itu berisi sumsum tulang. Sumsum ini berwarna kuning, yang merupakan
campuran antara lemak dan sumsum merah.
Osifikasi adalah proses perubahan
tulang rawan menjadi tulang keras. Rangka manusia telah terbentuk pada akhir
bulan kedua, atau awal bulan ketiga pada waktu perkembangan embrio. Yang
mula-mula terbentuk adalah tulang rawan. Kartilago berasal dari jaringan ikat
embrional atau mesenkim. Di dalam kartilago terdapat rongga yang mengandung
osteoblas. Peristiwa pengerasan tulang ini urutannya sebagai berikut:
1) Tulang
rawan pada embrio banyak mengandung osteoblas, terutama pada bagian tengah
epifise dan bagian tengah diafise serta pada jaringan ikat pembungkus tulang
rawan
2) Osteoblas
kemudian akan membentuk osteosit, (sel-sel tulang keras), yang tersusun
melingkar membentuk suatu sistem havers, yang banyak mengandung pembuluh darah
serta serabut saraf
3) Osteosit
mensekresikan zat protein yang akan menjadi matriks tulang, dan setelah
mendapatkan tambahan senyawa ca dan p, maka tulang akan mengeras
4) Terjadinya
penulangan pada bagian epifise dan diafise akan menyebabkan terbentuknya daerah
antara yang tidak mengalami penulangan yang disebut cakra epifise yang berupa
tulang rawan yang banyak mengandung osteoblas
5) Bagian
cakra epifise terus mengalami penulangan, sehingga bagian inilah yang dapat
menyebabkan tulang tumbuh memanjang
6) Di
bagian tengah tulang pipa terdapat osteoklas yang merombak sel-sel tulang yang
telah terbentuk, sehingga terbentuk rongga yang berisi sumsum tulang
c. Hubungan
Antartulang (Artikulasi)
TulangTulang-tulang di dalam tubuh
ada yang saling berhubungan dengan erat ada pula yang tidak. Hubungan
antartulang ini disebut artikulasi. Hubungan antara tulang yang satu dengan
lainnya (persendian tulang) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sinartrosis dan
diartrosis.
Sinartrosis, yaitu hubungan
antartulang yang tidak memungkinkan adanya gerak. Pada jenis artikulasi ini
penghubungnya adalah jaringan ikat yang kelak akan mengalami osifikasi.
Misalnya hubungan antar tulang tengkorak (sutura).
Amfiarthrosis yaitu hubungan
antartulang yang memungkinkan sedikit gerak karena antartulang dihubungkan oleh
tulang rawan. Misalnya ruas tulang belakang (vertebrae) dan hubungan antara
tulang belakang dengan tulang rusuk.
Diartrosis, yaitu hubungan
antartulang yang memungkinkan timbulnya gerak, sering disebut dengan sendi. Macam-macam
hubungan diartrosis:
1) Sendi
kaku, kedua ujung tulang agak rata, sehingga menghasilkan gerakan geser dan
tidak berporos. Contohnya,hubungan antartulang karpal (tulang pergelangan
kaki).
2) Sendi
engsel, ujung tulang yang bergerak membentuk lekukan. Gerakan ini berporos
satu. Misalnya, hubungan tulang pada siku, lutut dan ruas antar jari.
3) Sendi
ovoid, di mana kedua ujung tulang yang satu berbentuk oval, dan masuk ke dalam
suatu lekuk yang berbentuk elips. Misalnya, persendian antara pergelangan
tangan dan tulang pengumpil. Sendi ini memungkinkan berporos dua dengan gerak
ke kiri dan ke kanan, maju-mundur dan muka-belakang.
4) Sendi
putar, ujung tulang yang satu dapat mengitari ujung tulang yang lain. Gerakan
ini memungkinkan adanya gerakan rotasi yang berporos satu. Misalnya, hubungan
antara tulang kepala dan tulang atlas.
5) Sendi
pelana, kedua ujung tulang membentuk sendi pelana berporos dua. Misalnya,
hubungan antara ruas jari tangan dengan tulang tapak tangan.
6) Sendi
peluru (endartrosis), apabila ujung tulang yang satu berbentuk bonggol masuk ke
tulang yang berbentuk cekungan. Hubungan ini berporos tiga. Misalnya, tulang
lengan atas dengan tulang belikat, tulang paha dengan tulang pinggul.
2. Otot
Otot
disebut juga alat gerak aktif karena memiliki kemampuan berkontraksi sehingga
dapat menggerakkan tulang. Sifat otot ada tiga yaitu: kontraktibilitas
(kemampuan memendek), elastisitas (kemampuan kembali ke bentuk semula), dan
ekstensibilitas (kemampuan memanjang).
Setiap
otot memiliki dua atau lebih tendon (ujung otot). Tendon yang melekat pada
tulang yang bergerak disebut insersio, sedang yang melekat pada tulang yang
tidak bergerak disebut origo.
Otot
dibungkus oleh selaput yang disebut fasia superfisialis, sebenarnya disusun
oleh kumpulan serabut otot yang dibungkus oleh selaput fasia propia. Satu
serabut otot dibungkus oleh selaput sarkolemma, dan dibentuk oleh banyak
miofibril. Satu miofibril disusun oleh banyak sarkomer dimana tiap sarkomer tersusun
dari aktin dan miosin.
a.
Arah
gerak otot
Otot-otot yang menimbulkan arah
gerak yang berlawanan disebut otot antagonis. Arah gerakan yang antagonis dapat
berupa:
· Ekstensor
(meluruskan) x fleksor (membengkokkan)
· Abduktor
(menjauhi badan) x adduktor (mendekati badan)
· Depresor
(menurunkan) x elevator (mengangkat)
· Supinasi
(menengadah) x pronasi (menelungkup)
Contoh otot antagonis adalah otot
bisep (otot ber-origo dua) dan otot trisep (otot ber-origo tiga).
Otot-otot yang bekerjasama untuk
menimbulkan suatu gerak searah disebut otot sinergis. Contoh gerak sinergis
adalah gerak pronasi (menelungkupkan telapak tangan) yang timbul karena
kerjasama otot pronator teres dan pronator kuadratus.
b.
Energi
untuk kontraksi otot
Energi untuk kontraksi otot
diperoleh dari penguraian ATP (Adenosin trifosfat). Sewaktu kontraksi ATP
terurai menjadi ADP (Adenosin difosfat) dan melepaskan energi yang digunakan
untuk mengikatkan aktin dan miosin. Selanjutnya ADP masih dapat dipecah lagi
menjadi AMP dan melepaskan energi. Bila ATP dan ADP dalam otot telah habis,
maka otot tidak mampu lagi berkontraksi. Untuk dapat berkontraksi kembali maka
ATP harus dibentuk lagi.
Energi untuk membentuk kembali ATP
berasal dari hasil penguraian glikogen. Glikogen akan diubah dulu menjadi
laktasidogen lalu diubah menjadi glukosa (bentuk gula yang larut dalam darah).
Glukosa akan dioksidasi secara aerob dan menghasilkan energi untuk mengikatkan
gugus P pada ADP sehingga terbentuk ATP yang siap kembali digunakan untuk
sumber energi bagi kontraksi otot. Proses respirasi aerob ini dilepaskan CO2
dan H2O.
Bila otot bekerja amat keras
diperlukan banyak ATP yang tidak bisa tercukupi dengan respirasi aerob saja.
Untuk itu selain respirasi aerob, juga berlangsung respirasi anaerob dimana
glukosa dipecah tanpa oksigen menghasilkan energi dan CO2 dengan hasil samping
asam laktat yang menyebabkan lelah dan linu pada otot.
c.
Kelainan
dan gangguan pada sistem gerak
Tulang sebagai organ tubuh sering
mengalami gangguan ataupun kelainan. Kelainan ini dapat disebabkan oleh
serangan kuman, kekurangan zat, hormon, vitamin, atau karena sebab-sebab lain.
1) Arthritis
eksudatif, infeksi sendi oleh kuman (gonorhoeo atau sifilis)
2) Arthritis
sika, berkurangnya minyak sendi, sehingga seakan-akan sendi menjadi kering.
Pada waktu sendi digerakkan, sendi seperti berderik dan menimbulkan rasa nyeri
3) Memar,
terjadi karena sobeknya selaput sendi. Bila sobeknya selaput sendi ini diikuti
oleh lepasnya ujung tulang dari sendi maka disebut urai sendi
4) Layuh
semu, adalah keadaan di mana tulang tidak bertenaga. Hal ini misalnya
disebabkan oleh infeksi sifilis pada anak sejak dalam kandungan. Infeksi ini
menyebabkan rusaknya cakra epifise, sehingga tulang menjadi layuh.
5) Fraktura
/ fisura, adalah patah / retaknya tulang. Dibedakan menjadi dua, yaitu patah
tulang terbuka dan patah tulang tertutup. Patah tulang tertutup terjadi apabila
tulang yang patah tetap terlindungi oleh otot dan kulit. Sedang patah tulang
terbuka terjadi apabila tulang yang patah, merobek otot dan kulit sehingga
mencuat ke permukaan
6) Nekrosa,
adalah matinya sel tulang. Biasanya hal ini disebabkan oleh kerusakan
periosteum (selaput pembungkus tulang keras) yang bertugas menumbuhkan tulang.
7) Gangguan
pada ruas-ruas tulang belakang (vertebrae), jika ruas-ruas tulang belakang
dilihat dari samping tampak terlalu bengkok ke depan disebut lordosis, dan bila
terlalu bengkok ke belakang disebut kifosis, dan bila ruas-ruas tulang belakang
bengkok ke samping disebut skoliosis.
B. Sistem
Pencernaan Pada Manusia
1. Pengertian
Sistem Pencernaan Manusia
Pencernaan
makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi ukuran yang
lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang kompleks menjadi
molekul yang sederhana dengan menggunakan enzim dan organ-organ pencernaan.
Enzim ini dihasilkan oleh organ-organ pencernaan dan jenisnya tergantung dari
bahan makanan yang akan dicerna oleh tubuh. Zat makanan yang dicerna akan
diserap oleh tubuh dalam bentuk yang lebih sederhana.
3.
Saluran
Pencernaan Manusia
Saluran
pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan
mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan
(penguyahan, penelanan, dan pencampuran) dengan enzim zat cair yang terbentang
mulai dari mulut sampai anus.
a. Mulut,
Proses pencernaan dimulai sejak makanan masuk ke dalam mulut. Di dalam mulut
terdapat alat-alat yang membantu dalam proses pencernaan, yaitu gigi, lidah,
dan kelenjar ludah (air liur). Di dalam rongga mulut, makanan mengalami
pencernaan secara mekanik dan kimiawi.
b. Kerongkongan
(esofagus) merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan lambung.
Kerongkongan berfungsi sebagai jalan bagi makanan yang telah dikunyah dari
mulut menuju lambung. Jadi, pada kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan.
c. Lambung
(ventrikulus) merupakan kantung besar yang terletak di sebelah kiri rongga
perut sebagai tempat terjadinya sejumlah proses pencernaan. Lambung terdiri
dari tiga bagian, yaitu bagian atas (kardiak), bagian tengah yang membulat
(fundus), dan bagian bawah (pilorus). Kardiak berdekatan dengan hati dan
berhubungan dengan kerongkongan. Pilorus berhubungan langsung dengan usus dua
belas jari. Di bagian ujung kardiak dan pilorus terdapat klep atau sfingter
yang mengatur masuk dan keluarnya makanan ke dan dari lambung. Struktur lambung
dapat dilihat pada gambar berikut ini.
d. Usus
Halus (intestinum) merupakan tempat penyerapan sari makanan dan tempat
terjadinya proses pencernaan yang paling panjang. Usus halus terdiri dari :
·
Usus dua belas jari (duodenum)
·
Usus kosong (jejenum)
·
Usus penyerap (ileum)
e. Usus
Besar, Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama
dengan lendir akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar
terdapat bakteri Escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan
sisa makanan menjadi feses. Selain membusukkan sisa makanan, bakteri E. coli
juga menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan
darah. Sisa makanan dalam usus besar masuk banyak mengandung air. Karena tubuh
memerlukan air, maka sebagian besar air diserap kembali ke usus besar.
Penyerapan kembali air merupakan fungsi penting dari usus besar. Usus besar
terdiri dari bagian yang naik, yaitu mulai dari usus buntu (apendiks), bagian
mendatar, bagian menurun, dan berakhir pada anus.
f. Anus
merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat
anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah
siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus.
Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik.
Jadi, proses defekasi (buang air besar) dilakukan dengan sadar, yaitu dengan
adanya kontraksi otot dinding perut yang diikuti dengan mengendurnya otot
sfingter anus dan kontraksi kolon serta rektum. Akibatnya feses dapat terdorong
ke luar anus.
B.
Sistem
Pernapasan Pada Manusia
Fungsi bernapas adalah memasukkan
oksigen dari udara yang akan digunakan untuk mengoksidasi makanan serta
mengeluarkan sisa hasil oksidasi, yaitu karbon dioksida. Proses bernapas
disebut juga proses respirasi. Proses bernapas akan berlangsung jika ditunjang
oleh alatalat pernapasan. Untuk itu, kali ini akan dibahas mengenai pernapasan,
organ-organ pernapasan, serta beberapa gangguan yang berhubungan dengan sistem
pernapasan.
1. Organ-Organ Pernapasan
Bernapas
merupakan proses yang sangat penting bagi manusia. Pada proses ini terjadi
pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara tubuh dan lingkungan. Sebelum
membahas sistem pernapasan lebih jauh, akan dijelaskan dahulu beberapa organ
yang berperan dalam sistem pernapasan.
a. Hidung
Hidung merupakan organ pernapasan yang letaknya
paling luar. Manusia menghirup udara melalui hidung. Pada permukaan rongga
hidung terdapat rambut-rambut halus dan selaput lendir yang berfungsi menyaring
udara yang masuk dari debu atau benda lainnya. Di dalam rongga hidung terjadi
penyesuaian suhu dan kelembapan udara sehingga udara yang masuk ke paru-paru
tidak terlalu kering ataupun terlalu lembap. Udara bebas tidak hanya mengandung
oksigen saja, namun juga gas-gas yang lain. Misalnya, karbon dioksida (CO2),
belerang (S), dan nitrogen (N2). Gas-gas tersebut ikut terhirup, namun hanya
oksigen saja yang dapat berikatan dengan darah. Selain sebagai organ
pernapasan, hidung juga merupakan indra pembau yang sangat sensitif. Dengan kemampuan
tersebut, manusia dapat terhindar dari menghirup gas-gas yang beracun atau
berbau busuk yang mungkin mengandung bakteri dan bahan penyakit lainnya. Dari
rongga hidung, udara selanjutnya akan mengalir ke tenggorokan.
b. Tenggorokan
Tenggorokan merupakan bagian dari organ pernapasan.
Tenggorokan berupa suatu pipa yang dimulai dari pangkal tengorokan (laring),
batang tenggorokan (trakea), dan cabang batang tenggorokan (bronkus).
1) Pangkal
Tenggorokan (Laring)
Setelah melewati hidung, udara masuk menuju pangkal
tenggorokan (laring) melalui faring. Faring terletak di hulu tenggorokan dan
merupakan persimpangan antara rongga mulut ke kerongkongan dan rongga hidung ke
tenggorokan. Setelah melalui laring, udara selanjutnya menuju ke batang
tenggorokan (trakea).
2) Batang
Tenggorokan (Trakea)
Batang tenggorokan tersusun dari cincin-cincin
tulang rawan dan terletak di depan kerongkongan. Batang tenggorokan memanjang
dari leher ke rongga dada atas. Di dalam rongga dada, batang tenggorokan ini
bercabang dua. Setiap cabangnya masuk menuju paru-paru kanan dan paruparu kiri.
3) Cabang
Batang Tenggorokan (Bronkus)
Cabang batang tenggorokan (bronkus) merupakan cabang
dari trakea. Bronkus terbagi menjadi dua, yaitu yang menuju paru-paru kanan dan
menuju paru-paru kiri. Bronkus bercabang lagi menuju bronkiolus. Masing-masing
cabang tersebut berakhir pada gelembung paru-paru atau alveolus.
4) Paru-paru
Paru-paru terletak di dalam rongga dada. Antara
rongga dada dan rongga perut terdapat suatu pembatas yang disebut diafragma.
Pembatas ini bukan sekedar pembatas, tetapi berperan juga dalam proses
pernapasan. Paru-paru terbagi menjadi paru-paru kanan dan paruparu kiri.
Paru-paru pada dasarnya merupakan cabang-cabang suatu saluran yang ujungnya
bergelembung. Gelembung-gelembung tersebut disebut alveoli.
2. Proses Pernapasan
Proses
pernapasan meliputi dua proses, yaitu menarik napas atau inspirasi serta
mengeluarkan napas atau ekspirasi. Sewaktu menarik napas, otot diafragma
berkontraksi, dari posisi melengkung ke atas menjadi lurus. Bersamaan dengan
itu, otot-otot tulang rusuk pun berkontraksi. Akibat dari berkontraksinya kedua
jenis otot tersebut adalah mengembangnya rongga dada sehingga tekanan dalam
rongga dada berkurang dan udara masuk. Saat kamu mengeluarkan napas, otot
diafragma dan otot-otot tulang rusuk melemas. Akibatnya, rongga dada mengecil
dan tekanan udara di dalam paru-paru naik sehingga udara keluar. Jadi, hal yang
perlu kamu ingat, bahwa udara mengalir dari tempat yang bertekanan besar ke
tempat yang bertekanan lebih kecil.
3. Gangguan pada Sistem Pernapasan
Berikut adalah
beberapa contoh gangguan pada sistem pernapasan manusia.
a. Emfisema,
merupakan penyakit pada paru-paru. Paruparu mengalami pembengkakan karena pembuluh
darahnya kemasukan udara.
b. Asma,
merupakan kelainan penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan oleh alergi,
seperti debu, bulu, ataupun rambut. Kelainan ini dapat diturunkan. Kelainan ini
juga dapat kambuh jika suhu lingkungan cukup rendah atau keadaan dingin.
c. Kanker
paru-paru. Penyakit ini merupakan salah satu yang paling berbahaya. Sel-sel
kanker pada paru-paru terus tumbuh tidak terkendali. Penyakit ini lamakelamaan
dapat menyerang seluruh tubuh. Salah satu pemicu kanker paru-paru adalah
kebiasaan merokok. Merokok dapat memicu terjadinya kanker paru-paru dan kerusakan
paru-paru.
d. Tuberkulosis
(TBC), merupakan penyakit paru-paru yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis. Bakteri tersebut menimbulkan bintil-bintil pada dinding alveolus.
Jika penyakit ini menyerang dan dibiarkan semakin luas, dapat menyebabkan sel-sel
paru-paru mati. Akibatnya paru-paru akan kuncup atau mengecil. Hal tersebut
menyebabkan para penderita TBC napasnya sering terengah-engah.
e. Bronkhitis,
merupakan gangguan pada cabang batang tenggorokan akibat infeksi. Gejalanya
adalah penderita mengalami demam dan menghasilkan lendir yang menyumbat batang
tenggorokan. Akibatnya penderita mengalami sesak napas.
f. Influenza
(flu), merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit ini
timbul dengan gejala bersin-bersin, demam, dan pilek.
C.
Sistem
Peredaran Darah Pada Manusia
Peredaran darah manusia merupakan
peredaran darah tertutup dan ganda. Peredaran darah tertutup artinya dalam
peredarannya darah selalu mengalir di dalam pembuluh darah. Peredaran darah
ganda artinya dalam satu kali beredar, darah melalui jantung sebanyak dua kali
sehingga terdapat peredaran darah besar dan peredaran darah kecil.
1. Alat Peredaran Darah
a. Jantung
Jantung berperan sebagai pemompa
dalam sistem peredaran darah. Dua rongga atas yang disebut dengan serambi
(atrium) dan dua rongga bawah yang disebut bilik (ventrikel). Jantung memiliki
tiga katup yaitu katup vena semilunair yang terletak pada pangkal aorta(arteri
besar), katup valvula bikuspidalis yang terletak antara bilik (ventrikel) kiri
dan serambi (atrium) kiri, serta valvula trikuspidalis yang terletak antara
bilik (ventrikel) kanan dan serambi (atrium) kanan.
Saluran yang keluar dari jantung
disebut arteri. Arteri yang berhubungan langsung dengan jantung yaitu
Arteri pulmonalis dan Aorta. Arteri pulmonalis membawa darah kaya CO2 menuju
paru-paru dan aorta adalah arteri terbesar yang mengalirkan darah dari
jantung(bilik/ventrikel kiri) menuju ke seluruh tubuh.
Saluran yang menuju ke jantung disebut vena. Pada jantung terdapat tiga buah vena yang berhubungan langsung dengan jantung atrium yaitu vena cava superior, vena cava inferior dan vena pulmonalis. Vena cava superior adalah vena yang membawa darah dari organ tubuh bagian atas menuju ke jantung, vena cava inferior adalah vena yang membawa darah dari organ tubuh bagian bawah menuju ke jantung dan vena pulmonalis adalah vena yang membawa darah kaya oksigen dari paru-paru menuju ke jantung.
Saluran yang menuju ke jantung disebut vena. Pada jantung terdapat tiga buah vena yang berhubungan langsung dengan jantung atrium yaitu vena cava superior, vena cava inferior dan vena pulmonalis. Vena cava superior adalah vena yang membawa darah dari organ tubuh bagian atas menuju ke jantung, vena cava inferior adalah vena yang membawa darah dari organ tubuh bagian bawah menuju ke jantung dan vena pulmonalis adalah vena yang membawa darah kaya oksigen dari paru-paru menuju ke jantung.
Tekanan darah pada orang dewasa
yang normal adalah 120/80 mmHg. Nilai 120 mmHg menunjukkan tekanan darah saat
ventrikel berkontraksi disebut tekanan sistol. Nilai 80 mmHg menunjukkan
tekanan darah saat ventrikel relaksasi disebut tekanan diastol.
Bilik (ventrikel) kiri mempunyai
lapisan yang paling tebal karena berfungsi mengedarkan arah dari jantung ke
seluruh tubuh. Dan yang kedua ketebalannya adalah bilik (ventrikel) kanan
karena tugasnya lebih ringan yaitu memompakan darah menuju paru-paru.
b. Pembuluh
Darah
Pembuluh darah terdiri dari
pembuluh darah nadi (arteri), pembuluh balik (vena), dan kapiler.
1) Arteri,
Arah alirannya meninggalkan jantung. Darah dalam arteri kaya akan oksigen
kecuali arteri paru-paru, letak pembuluh ini agak dalam dari permukaan kulit
2) Arteriole,
merupakan pembuluh darah kecil yang menghubungkan kapiler dengan arteri.
3) Kapiler,
berupa saluran tipis yang memungkinkan terjadi pertukaran zat antara darah
dengan sel jaringan tubuh. Pada saat darah berada di kapiler, terjadi
pertukaran gas oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2). Oksigen dari darah
berdifusi ke sel-sel tubuh sedangkan karbon dioksida dari selsel tubuh berdifusi
ke dalam darah.
4) Venule,
merupakan pembuluh darah kecil yang menghubungkan kapiler dengan vena.
5) Vena,
berfungsi untuk mengalirkan darah dari kapiler menuju jantung. Dindingnya tipis
dan kurang elastis. Arah aliran darah dalam vena menuju ke jantung. Darah di
dalam vena kaya akan CO2 kecuali vena paru-paru. Letak pembuluh vena dekat
dengan permukaan kulit
c. Darah
Darah manusia berwarna merah karena
mengandung hemoglobin. Hemoglobin berfungsi untuk mengankut oksigen dan
karbondioksida.
1) Plasma,
Merupakan bagian darah yang berupa cairan. Fungsinya mengangkut sari makanan ke
seluruh tubuh. Selain itu di dalam plasma darah terdapat protein-protein yang
mempunyai fungsi khusus.
2) Sel-Sel
Darah, merupakan bagian darah yang berupa padatan.yang terdiri dari :
a) Eritrosit(sel
darah merah), berfungsi untuk mengangkut hemoglobin yang berperan sebagai
pembawa oksigen dan karbon dioksida.
b) Leukosit
(sel darah putih), berfungsi dalam sistem pertahanan tubuh dan kekebalan, yaitu
membunuh dan memakan mikroorganisme dan zat asing yang masuk ke dalam tubuh.
c) Trombosit,
berperan dalam pembekuan darah ketika terjadi luka. Trombosit dibentuk di
sumsum tulang belakang dan dapat hidup selama 8 hari.
3) Kelainan
pada Peredaran Darah
Beberapa kelainan pada sistem peredaran darah adalah
sebagai berikut :
a) Anemia,
merupakan keadaan tubuh yang kekurangan hemoglobin atau sel darah merah. Kadar
hemoglobin yang rendah menyebabkan tubuh kekurangan oksigen sehingga tubuh akan
terasa lesu, kepala pusing, dan muka pucat. Perdarahan yang berat juga dapat
mengakibatkan anemia. Selain itu anemia dapat terjadi akibat terganggunya
produksi eritrosit.
b) Serangan
jantung, ditandai dengan sakit pada bagian dada, gelisah, pucat, dan kulit
terasa dingin. Serangan jantungnya hebat dan tidak segera mendapat pertolongan
dapat menimbulkan gagalnya jantung memompa darah. Faktor-faktor yang
meningkatkan resiko terkena serangan jantung adalah tekanan darah tinggi, kadar
kolesterol tinggi, merokok, penyakit diabetes melitus, kegemukan, dan kurang
olahraga.
c) Varises,
yaitu pelebaran pembuluh vena terutama di bagian kaki. Pada varises yang parah,
pembuluh vena tampak melebar dan berkelok-kelok. Varises disebabkan oleh
cacat/kerusakan pada katup vena sejak lahir. Varises juga sering terjadi karena
bertambahnya beban vena akibat terlalu banyak berdiri, kehamilan, dan
sebagainya. Pelebaran vena pada bagian anus disebut wasir atau ambeian.
d) Tekanan
darah rendah (hipotensi), yaitu keadaan tekanan darah yang di bawah normal.
Gejala hipotensi adalah lesu, pusing, dan gangguan penglihatan, bahkan sampai
pingsan. Penyebabnya dapat karena terlalu banyak meminum obat penurun tekanan darah,
muntaber, dan pendarahan.
e) Tekanan
darah tinggi (hipertensi), yaitu keadaan tekanan darah yang melebihi tekanan
normal. Penyebab hipertensi adalah nikotin pada rokok, faktor keturunan,
stress, kelebihan berat badan, kelebihan garam, kurang olahraga dan kelebihan
obat-obatan.
Comments
Post a Comment