BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia
dilahirkan di dunia dengan dibekali akal, pikiran, dan perasaan. Dengan bekal
itulah manusia disebut sebagai mahluk yang paling sempurna dan diamanati oleh
sang pencipta sebagai pemimpin di bumi ini. Akan tetapi, seiring dengan
dibekali akal, pikiran, dan perasaan itu pula manusia diselimuti oleh berbagai
macam masalah, bahkan ada yang mengatakan bahwa manusia merupakan mahluk dengan
segudang masalah. Berbagai masalah tersebut dapat teratasi dengan sendirinya
maupun dengan bantuan orang lain, yang biasa disebut dengan konseling.
Dalam memecahkan
masalah manusia memiliki banyak pilihan cara, salah satunya dengan cara islam.
Adapun pemecahan masalahnya akan dipaparkan dalam makalah ini yang berjudul
Aplikasi Konseling Islam.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah antara lain:
1. Apa
pengertian bimbingan konseling islam?
2. Apa
tujuan dari bimbingan konseling islam?
3. Apa
fungsi dari bimbingan konseling islam?
4. Apa
sajakah asas-asas dari bimbingan konseling islam?
5. Apa
saja jenis-jenis pelayanan bimbingan konseling islam?
C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan
dari pembuatan makalah ini antara lain:
1. Untuk
mengetahui pengertian bimbingan konseling islam.
2. Untuk
mengetahui tujuan dari bimbingan konseling islam.
3. Untuk
mengetahui fungsi dari bimbingan konseling islam.
4. Untuk
mengetahui asas-asas dari bimbingan konseling islam.
5. Untuk
mengetahui jenis-jenis pelayanan bimbingan konseling islam.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam
1.
Pengertian Bimbingan Islam
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh
orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu baik anak-anak,
remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan
dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana
yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma yang berlaku.[1]
Bimbingan Islam adalah proses pemberian bantuan terhadap individu
agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah Subhanahu
wata’ala, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.[2]
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pada dasarnya
pengertian Bimbingan Islami merupakan proses bimbingan sebagaimana kegiatan
bimbingan lainnya, tetapi dalam seluruh aspek dan segi kegiatannya berlandaskan
agama Islam, artinya berlandaskan nilai-nilai al-Quran dan sunnah Rasul.
2. Pengertian Konseling
Islam
Konseling adalah serangkaian kegiatan hubungan langsung dengan
individu dengan tujuan memberikan bantuan kepadanya dalam merubah sikap dan
tingkah lakunya.[3]
Konseling islam adalah proses pemberian bantuan terhadap individu
agar menyadari kembali akan eksistensinya sebagai makhluk Allah yang seharusnya
hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai
kebahagiaan di dunia dan di akhirat.[4]
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa Konseling Islam adalah
proses pemberian bantuan terhadap individu agar mengenal, memahami dan menerima
diri sebagai karunia Allah sehingga baik hubungannya dengan diri sendiri, orang
lain dan lingkungan untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
3. Pengertian Bimbingan
dan Konseling Islam
Bimbingan dan konseling Islami adalah proses pemberian bantuan
terarah, kontinu dan sistematis kepada setiap individu agar dia dapat
mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal
dengan cara menginternalisasikan nilai-nili yang terkandung di dalam Al-quran
dan Hadis Rasulullah kedalam dirinya, sehingga dia dapat hidup selaras dan
sesuai dengan tuntunan Alquran dan hadits.
Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa Bimbingan dan
Konseling Islam adalah segala bentuk usaha pemberian bantuan kepada orang lain,
baik secara individu maupun secara kelompok, baik yang bermasalah ataupun tidak
bermasalah, dengan tujuan agar mereka dapat memfungsikan seoptimal mungkin
keimanannya, sehubungan dengan masalah yang dihadapi, terlepas dari masalahnya
sehingga mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupannya, baik di
masa sekarang maupun di masa yang akan datang.
B. Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam
Adapun tujuan dari bimbingan dan
konseling islam antara lain:
1. Agar orang yakin bahwa Allah adalah penolong utama dalam segala
kesulitan
2. Agar orang sadar bahwa manusia tidak ada yang bebas dari masalah,
oleh sebab itu manusia wajib beriktiar dan berdoa agar dapat memecahkan
masalahnya sesuai tuntunan Allah.
3. Agar orang sadar bahwa akal dan budi serta seluruh yang dianugrahkan
Tuhan Itu harus difungsikan sesuai ajaran Islam.
4. Memperlancar proses pencapaian tujuan pendidikan nasional (menurut
GBHN) dan meningkatkan kesehteraan hidup lahir batin, serta kebahagian dunia
dan akhirat berdasarkan ajaran Islam.[5]
C. Fungsi Bimbingan dan Konseling Islam
Fungsi utama bimbingan dan konseling dalam Islam yang hubungannya
dengan kejiwaan tidak dapat terpisahkan dengan masalah-masalah spiritual
(keyakinan).Islam memberikan bimbingan individu agar dapat kembali pada
bimbingan Al-Quran dan As-sunah. Seperti terhadap individu yang memiliki sikap
selalu berprasangka buru kepada Tuhannya dan menganggap bahwa Tuhannya tidak
adil, sehingga ia merasa susah dan menderita dalm kehidupanya. Sehingga dia
cendrung menjadi pemarah dan akhirnya akan merugikan dirinya sendiri dan
lingkungannya. Bukanlah perkara yang mudah untuk menyembuhkan perkara individu
yang telah memiliki pemikiran seperti itu, disinilah fungsi bimbingan kepada
penyembuhan terhadap gangguan mental berupa sikap dan cara berpikir yang salah
dalam menghadapi problem hidupnya.Islam mengharapkan individu agar dapat
mengerti apa itu ujian dan musibah dalam hidup. Kegelisahan, ketakutan, dan
kecemasan merupakan bunga kehidupan yang harus dapat ditanggulangi oleh setiap
individu dengan memohon pertolongan-Nya melalui orang-orang yang ahli di
bidangnya.
D. Asas-asas Bimbingan dan Konseling Islam
Asas-asas bimbingan dan konseling Islam, antara lain:
1. Asas kebahagiaan dunia dan akhirat
Bimbingan dan konseling islami Tujuan akhirnya adalah membantu
klien atau konseli, yakni orang yang dibimbing, mencapai kebahagian hidup yang senantiasa didambakan oleh
setiap muslim, Sesuai dengan firman Allah. (Q.s.
Al-Baqarah/2:101)
2. Asas fitrah
Bimbingan dan konseling
Islami merupakan bantuan kepada klien atau konseli untuk mengenal, memahami dan
menghayati fitrahnya, sehingga segala gerak tingkah laku dan tindakanya sejalan
dengan fitrahnya tersebut.
3. Asas Lillahita'ala
Bimbingan dan konseling
Islam diselenggarakan semata-mata karena Allah, berarti konselor melakukan
tugasnya dengan penuh keikhlasan, tanpa pamrih, sementara yang dibimbingpun
menerima atau meminta bimbingan dan konseling dengan ikhlas dan rela pula,
karena semua pihak merasa bahwa semua yang dilakukan adalah karena dan untuk pengabdian
kepada Allah semata sesuai dengan fungsi dan tugas sebagai makhluk Allah yang
harus senantiasa mengabdi kepada-Nya.
4. Asas bimbingan seumur hidup
Manusia adalah makhluk yang
memiliki kekurangan atau tidak ada yang sempurna dan tidak selalu bahagia.
Dalam kehidupannya mungkin saja manusia akan menjumpai berbagai kesulitan dan
kesusahan. Oleh karena itulah maka bimbingan dan konseling Islam diperlukan
selama hayat.
5. Asas kesatuan jasmani dan rohani
Manusia dalam kehidupan di
dunia ini adalah satu kesatuan jasmaniah rohaniah. Bimbingan dan konseling
Islam memperlakukan kliennya sebagai makhluk jasmaniah rohaniah, tidak
memandang sebagai makhluk biologis semata, atau makhluk rohaniah semata.
6. Asas keseimbangan rohaniah
Rohani manusia memiliki
unsur daya kemampuan fikir, merasakan atau menghayati dari kehendak hawa nafsu,
serta juga akal. Kemampuan ini merupakan sisi lain kemampuan fundamental
potensial untuk mengetahui (mendengar, memperhatikan atau menganalisis (melihat
dengan bantuan atau dukungan pikiran) dan menghayati dengan dukungan kalbu dan
akal. Bimbingan konseling Islam menyadari keadaan kodrat manusia tersebu, orang
yang dibimbing diajak untuk menginternalisasikan norma dengan mempergunakan
semua kemampuan rohani potensialnya tersebut bukan cuma mengikuti hawa nafsu
(perasaan dangkal, kehendak) semata.
7. Asas kemaujudan individu
Bimbingan dan konseling
Islam berlangsung pada citramanusia menurut Islam, memandang seorang individu
merupakan suatu eksistensi tersendiri. Individu mempunyai hak, mempunyai
perbedaan individu dari yang lainnya dan mempunyai kemerdekaan pribadi sebagai
konsekwensi dari haknya dan kemampuan fundamental potensi rohaniahnya.
8. Asas sosialisasi manusia
Manusia merupakan makhluk
sosial, hal ini diakui dan diperhatikan dalam bimbingan dan konseling Islam.
Pergaulan, cinta kasih, rasa aman, penghargaan terhadap diri sendiri, rasa
memiliki dan dimiliki, semuanya merupakan aspek-aspek yang diperhatikan dalam
bimbingan dan konseling Islam, karena merupakan ciri hakiki manusia.
9. Asas kekhalifahan manusia
Manusia menurut Islam diberi
kedudukan yang tinggi sekaligus tanggung jawab yang besar, yaitu sebagai
pengelola alam semesta. Dengan kata lain manusia dipandang sebagai makhluk
berbudaya yang mengelola alam sekitar sebaik-baiknya. Kedudukan manusia sebagai
khalifah itu dalam keseimbangan dengan kedudukannya sebagai makhluk Allah yang
harus mengabdi kepadanya. Dengan demikian jika memiliki kedudukan tidak akan
memperturutkan hawa nafsu semata.
10. Asas keselarasan dan keadilan
Islam menghengdaki
keharmonisan, keselarasan, keseimbangan, keserasian dalam segala segi. Dengan
kata lain menghendaki manusia berlaku adil terhadap hak dirinya sendiri, hak
orang lain, hak alam semesta, dan hak Tuhan.
11. Asas pembinaan akhlakul karimah
Manusia menurut pandangan
Islam memiliki sifat-sifat yang baik dan mulia, sekaligus mempunyai sifat-sifat
lemah. Sifat-sifat yang baik merupakan sifat yang dikembangkan oleh bimbingan
dan konseling Islam.
12. Asas kasih sayang
Setiap manusia memerlukan
cinta kasih dan rasa sayang dari orang lain. Rasa kasih sayang ini dapat
mengalahkan dan menundukkan banyak hal. Bimbingan dan konseling Islam dilakukan
dengan berdasarkan kasih dan sayang, sebab dengan kasih sayanglah bimbingan dan
konseling akan berhasil.
13. Asas saling menghargai dan saling menghormati
Dalam bimbingan konseling
Islam kedudukan pembimbing atau konselor dengan yang dibimbing padadasarnya
sederajat, perbedaanya terletak pada fungsinya saja,yakni pihak yang satu
memberikan bantuan dan yang satumenerima bantuan. Hubungan yang terjalin antara
pihakpembimbing dengan pihak yang dibimbing merupakan suatu hubungan yang
saling menghormati sesuai dengan kedudukan masing-masing sebagai makhluk Allah.
14. Asas musyawarah
Bimbingan dan konseling
Islam dilakukan dengan asas musyawarah, artinya antara pembimbing dengan yang dibimbing
terjadi dialog yang baik, satu sama lain tidak saling mendiktekan, tidak ada
perasaan tertekan dan keinginan tertekan.[6]
E. Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan Konseling Islam
Beberapa pelayanan yang terdapat dalam
bimbingan dan konseling islam.
1.
Layanan orientasi agama
Layanan yang memungkinkan umat mengenal dan memahami lingkungan
keberagamaanya dari orang-orang yang dapat memberikan pengaruh agama untuk
mempermudah orang berperan di lingkungan hidup keberagamaanya yang baru
dimasukinya.
2.
Layanan informasi keagamaan
Jenis layanan memungkinkan umat atau orang beragama menerima dan
memahami informasi keberagamaannya dari sumber yang layak dipercaya untuk dapat
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan amal-amal keagamaan
dalam mengambil keputusan dan pertimbangan bagi penentuan sikap dan tingkah
laku keberagamaan.
3. Layanan penempatan dan penyaluran bakat keberagamaan
Layanan yang memungkinkan umat beragama memperoleh penerapan dan
penyaluran yang tepat dan benar dalam pengembangan hidup keberagamaannya yang
sesuai dengan potensi, minat, bakat, situasi dan kondisi pribadi manusia
beragama yang bersangkutan.
4. Layanan bimbingan pembelajaran / pengajian agama
Layanan yang memungkinkan orang beragama mengembangkan sikap dan
kebiasaan belajar agama yang baik, materi pengajian agama yang cocok dengan
kecepatan dan kesulitan belajar agama lainnya yang berguna bagi kehidupan
beragama.
5. Layanan konseling agama perorangan
Layanan yang memungkinkan orang beragama mendapat layanan langsung
tatap muka dari konselor agama dalam rangka mengentaskan permasalahan agama
yang dihadapi klien. Permasalahan agamaan yang dapat dilayani melalui konseling
agama perorangan ini meliputi semua aspek semua keagamaan.
6. Layanan konseling agama kelompok
Layanan yang memungkinkan sejumlah orang yang beragama memperoleh
kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah keberagamaan yang mereka
alami masing-masing melalui suasana dan dinamika kelompok.
7. Layanan bimbingan agama kelompok
Layanan yang dimaksudkan untuk memungkinkan sejumlah orang yang
beragama secara berjamaah memperoleh bahan dan informasi dari narasumber
tertentu tentang masalah hidup keberagamaan mereka yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan
sikap dan tingkah laku keberagamaan. Bahan yang dimaksud itu juga dapat
dimanfaatkan sebagai acuan dalam mengambil keputusan yang menyangkut dengan
permasalahan agama yang mungkin tengah dialami.[7]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan
antara lain:
Bimbingan dan Konseling Islam adalah segala bentuk usaha pemberian
bantuan kepada orang lain, baik secara individu maupun secara kelompok, baik
yang bermasalah ataupun tidak bermasalah, dengan tujuan agar mereka dapat
memfungsikan seoptimal mungkin keimanannya, sehubungan dengan masalah yang
dihadapi, terlepas dari masalahnya sehingga mendapatkan kebahagiaan dan
kesejahteraan dalam kehidupannya, baik di masa sekarang maupun di masa yang
akan datang.
Adapun tujuan dari bimbingan konseling islam adalah memperlancar
proses pencapaian tujuan pendidikan nasional (menurut GBHN) dan meningkatkan
kesehteraan hidup lahir batin, serta kebahagian dunia dan akhirat berdasarkan
ajaran Islam.
Fungsi utama bimbingan dan konseling dalam Islam yakni membimbing
individu agar dapat kembali pada bimbingan yang sesuai dengan syariat islam,
Al-Quran, dan As-sunah.
Bimbingan dan konseling islam memiliki beberapa asas yakni: Asas
kebahagiaan dunia dan akhirat, Asas fitrah, Asas Lillahita'ala, Asas bimbingan
seumur hidup, Asas kesatuan jasmani dan rohani, Asas keseimbangan rohaniah, Asas
kemaujudan individu, Asas sosialisasi manusia, Asas kekhalifahan manusia, Asas
keselarasan dan keadilan, Asas pembinaan akhlakul karimah, Asas kasih saying, Asas
saling menghargai dan saling menghormati, Asas musyawarah.
Beberapa pelayanan yang terdapat pada bimbingan dan konseling
islam antara lain: Layanan orientasi agama, Layanan informasi keagamaan, Layanan
penempatan dan penyaluran bakat keberagamaan, Layanan bimbingan pembelajaran /
pengajian agama, Layanan konseling agama perorangan, Layanan bimbingan agama
kelompok.
B. Saran
Dengan dibuatnya makalah
ini kami berharap bisa menyampaikan ilmu dan memberikan manfaat bagi pembaca.
Apabila dalam penyusunan makalah terdapat kesalahan baik dalam penyusunan
kata-kata maupun isi materi, kami mohon masukan. Dengan demikian akan lebih
baik dan lebih menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Jaya, Yahya. 2004. Bimbingan dan
Konseling Agama Islam. Padang: Angkasa Raya.
Musnamar, Thohari. 1992. Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan dan
Konseling Islami. Jakarta: UII Press.
Prayitno. 1999. Dasar-Dasar
Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Sukardi, Dewa Kentut dan
Nila Kusmawati. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Sutoyo, Anwar. 2007. Bimbingan dan
Konseling Islami. Semarang: CV Cipta Prima Nusantara.
[1]
Dewa Kentut
Sukardi dan Nila Kusmawati, Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta,
2008), 2.
[2]
Thohari Musnamar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan
dan Konseling Islami (Jakarta: UII Press, 1992), 4-5.
[3] Prayitno,
Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling ( Jakarta: Rineka Cipta, 1999), 43.
[4] Thohari
Musnamar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islami, 5.
[5]
Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami,
(Semarang: CV Cipta Prima Nusantara, 2007), 21.
[6] Thohari Musnamar, Dasar-Dasar
Konseptual Bimbingan dan Konseling Islami, 21.
[7]
Yahya Jaya, Bimbingan dan Konseling Agama Islam,
(Padang: Angkasa Raya, 2004), 118.
Comments
Post a Comment