MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN_PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT)


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan berkah, rahmat, serta hidayahNya, kami dapat menyelesaikan makalah Sistem Informasi Manajemen.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen. Namun dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermaanfaat bagi pembaca.

DAFTAR ISI
Halaman Sampul

Kata Pengantar..............................................................................................
1
Daftar Isi.......................................................................................................
2
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................
3
A.      Latar Belakang.......................................................................................
3
B.       Rumusan Masalah.................................................................................
3
C.       Tujuan...................................................................................................
4
BAB 2 PEMBAHASAN...............................................................................
5
A.      Tujuan Dan Prinsip Pendidikan Dan Diklat..........................................
5
B.       Pentingnya Pendidikan Dan Pelatihan Bagi SDM................................
7
C.       Jenis Dan Model Pendidikan Dan Pelatihan.........................................
7
D.      Metode Dan Media Diklat.....................................................................
9
E.       Pendidika dan Pelatihan Sebagai Komponen Pengembangan SDM.....
12
F.        Institusi Pengembangan SDM...............................................................
13
G.      Evaluasi Program Dalam Pendidikan....................................................
15
BAB 3 PENUTUP........................................................................................
17
A.      Kesimpulan............................................................................................
17
Daftar Pustaka...............................................................................................
19

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan elemen utama organisasi dibandingkan dengan elemen lain seperti modal, teknologi, dan uang sebab manusia itu sendiri yang mengendalikan yang lain. Membicarakan sumber daya manusia tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan atau proses manajemen lainnya seperti strategi perencanaan, pengembangan, manajemen, dan pengembangan organisasi.
Ciri yang konkret dari program pendidikan dan pelatihan dalam peningkatan mutu unjuk kerja personil selalu berkembang, karena kebutuhan organisasi kerja dan masyarakat selalu berubah. Pelatihan dan pengembangan SDM menjadi suatu keniscayaan bagi organisasi, karena penempatan karyawan secara langsung dalam pekerjaan tidak menjamin mereka akan berhasil. Permintaan pekerjaan dan kapasitas karyawan haruslah seimbang melalui program orientasi dan pelatihan. Keduanya sangat dibutuhkan, sekali para karyawan telah dilatih dan telah menguasai pekerjaannya, mereka membutuhkan pengembangan lebih jauh untuk menyiapkan tanggung jawab mereka di masa depan.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa Tujuan dan Prinsip Pendidikan Dan Diklat?
2.      Apa  Pentingnya Pendidikan dan Pelatihan Bagi Sumber Daya Manusia?
3.      Apa   Jenis dan Model Pendidikan dan Pelatihan?
4.      Bagaimana  Metode dan Media Diklat?
5.      Bagaimana  Pendidikan dan Pelatihan Sebagai Komponen Pengembangan Sumber DayaManusia?
6.      Bagaimana  Institusi Pengembangan Sumber Daya Manusia?
7.      Bagaimana  Evaluasi Dalam Pendidikan?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui Tujuan Dan Prinsip Pendidikan Dan Diklat
2.      Untuk mengetahui Pentingnya Pendidikan Dan Pelatihan Bagi Sumber Daya Manusia
3.      Untuk mengetahui Jenis Dan Model Pendidikan Dan Pelatihan
4.      Untuk mengetahui Metode Dan Media Diklat
5.      Untuk mengetahui Pendidikan Dan Pelatihan Sebagai Komponen Pengembangan Sumber Daya Manusia
6.      Untuk mengetahui Institusi Pengembangan Sumber Daya Manusia
7.      Untuk mengetahui Evaluasi Dalam Pendidikan

BAB 2
PEMBAHASAN
A.           Tujuan Dan Prinsip Pendidikan Dan Pelatihan
1.        Tujuan Pendidikan Dan Pelatihan
Pada dasarnya tujuan pendidikan adalah suatu deskripsi dari suatu pengetahuan, sikap, tindakan, penampilan, dan sebagainya yang diharapkan akan dimiliki sasaran pelatihan pada periode tertentu. Lahirnya tujuan pendidikan atau pelatihan disebabkan karena diperlukannya suatu kurikulum yang efisien dan efektif. Maksud menetapkan tujuan pendidikan dan pelatihan terlebih dahulu, agar memudahkan dan mengarahkan penyusunan kurikulum.
Suatu lembaga pendidikan, terutama pendidikan formal, sebenarnya dibentangkan harapan tentang tingkat dan jenis kemampuan sasaran pendidikan dan pelatihan, antara lain perubahan pengetahuan, sikap, dan kemampuan mereka. Sudah tentu bukan sembarang perubahan tingkah laku, sebagai akibat dari berlangsungnya proses pendidikan. Demikian pula bukan setiap perubahan tingkah laku dapat dipakai sebagai ukuran berhasilnya proses pendidikan dan pelatihan. Itulah sebabnya harapan peningkatan kemampuan tersebut perlu dirumuskan dahulu dalam suatu tujuan pendidikan atau pelatihan. Dengan kata lain tujuan pendidikan atau pelatihan adalah rumusan kemampuan atau perilaku baru: yang lazimnya dirumuskan dalam kategori pengetahuan, kecerdasan, sikap, keterampilan, yang diharapkan untuk dimiliki oleh sasaran pendidikan atau pelatihan setelah menyelesaikan program pendidikan atau pelatihan (serangkaian proses belajar).[1]
Penyelenggaraan pelatihan dan pengembangan kerja diarahkan untuk membekali, meningklatkan, dan mengembangkan kompetensi tenaga kerja guna meningkatkan kemampuan, produktivitas, dan kesejahteraan). Secara rinci tujuan dari pelatihan dan pengembangan,yaitu:
a.      Memperbaiki kinerja karayawan yang tidak memuasakkan karna kekurangan keterampilan.
b.        Memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi.
c.         Mengurangi waktu pembelajaran bagi karyawan baru agar kompeten dalam pekerjaan.
d.        Membantu memecahkan masalah operasional.
e.         Mempersiapkan karyawan untuk promosi.
f.                   Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi.
g.         Memenui kebutuhan pertumbuhan pribadi.[2]

2.        Prinsip Pelatihan Dan Pelatihan
a.         Prinsip Umum
·                     Diklat sebagai penyempurna
·                     Diklat sebagai pelayanan kemajuan IPTEK
·                     Diklat sebagai wahana promosi
·                     Dilat sebagai pemenuh aspirasi masyarakat
·                     Diklat sebagai pemasuk ide inovatif
·                     Diklat sebagai pengembang keterampilan
·                     Diklat sebagai perantara pendidikan seumur hidup
·                     Diklat sebagai pembentuk kerja barmutu
b.        Prinsip Khusus
       Prinsip khusus pengetahuan, pemahaman, sikap, dan keterampilan atas sesuatu senatiasa diperoleh melalui proses belajar. Proses belajar ini dapat dilakukan dengan sengaja dan dapat juga tanpa rencana. Program belajar dapat secara terpgrogram (seperti dalam pendidikan formal di sekolah dan pendidikan nonformal seperti di masyarakat)
       Menurut Surya & Amin, perubahan tingkah laku dalam belajar memiliki enam karakteristik, yakni:
·           Terjadi secara sadar.
·           Bersifat kontinu dan fungsional.
·           Bersifat positif dan aktif.
·           Bersifat permanen bukan sementara.
·           Bertujuan atau terarah.
·           Mencakup seluruh aspe tingkah laku.[3]

B.            Pentingnya Pendidikan Dan Pelatihan Bagi Sumber Daya Manusia
Dalam konteks manajemen pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), pendidikan dan pelatihan adalah upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia, terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian manusia. Sedangkan pelatihan adalah bagian dari suatu proses pendidikan, yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan khusus.
Jadi, pendidikan dan pelatihan bagi Sumber Daya Manusia penting, karena pendidikan dan pelatihan bagi Sumber Daya Manusia dapat dipandang sebagai salah satu bentuk investasi, oleh karena itu setiap organisasi yang ingin berkembang, maka pendidikan dan pelatihan bagi karyawannyya harus memperoleh perhatian yang khusus.[4]

C.           Jenis Pendidikan Dan Pelatihan
1.        Jenis Pendidikan Dan Pelatihan
a.      Pelatihan keahlian
Pelatihan keahlian (skills training) sering dijumpai dalam organisasi. Program pelatihannya relatif sederhana, yaitu kebutuhan atau kekurangan diindetifikasi melalui penilaian yang jelas.
b.        Pelatihan ulang
Pelatihan ulang (retraining) adalah subset pelatihan keahlian. Pelatihan ulang berupaya memberikan kepada para karyawan keahlian-keahlian yang mereka butuhkan untuk menghadapi tuntutan kerja yang berubah-ubah.
c.      Pelatihan lintas fungsional
Pelatihan lintas fungsional ( cross functional training) melibatkan pelatihan karyawan untuk melakukan aktivitas kerja dalam bidang lainnya, selain pekerjaan yang ditugaskan.
d.        Pelatihan tim
Pelatihan tim merupakan kerja sama dari sekelompok individu untuk menyelesaikan pekerjaan demi tujuan bersama dalam sebuah tim kerja.
e.         Pelatihan kreativitas
Pelatihan kreatifitas ( creativies training) berlandaskan pada asumsi bahwa kreatifitas dapat dipelajari.[5]

D.           Metode Dan Media Diklat
1.        Metode Diklat
Banyak metode yang bisa  dilakukan oleh manjemen sumber daya manusia dalam melakukan pelatihan dan pengembangan tenaga kerjanya. Berikut ini beberapa diantaranya:
a.         Arahan Instruktur
     Metode arahan intruktur tetap efektif untuk banyak jenis pelatihan dan pengembangan. Salah satu manfaat pelatihan dan pengembangan dengan arahan instruktur adalah bahwa si instruktur bisa menyampaikan sejumlah besar informasi dalam waktu relative singkat.
b.        Studi Kasus
       Studi kasus adalah metode pelatihan dan pengembangan di mana para trainee mempelajari informasi yang diberian dalam sebuah kasus dan mengambil keputusan berdasarkan hal tersebut.
c.         Pemodelan Perilaku
  Pemodelan perilaku adalah metode pelatihan dan pengembangan yang memungkinkan seseorang untuk belajar dengan meniru atau mereplikasi perilaku orang-orang lainnya untuk menunjukkan kepada para manajer cara menangani berbagai situasi.
d.        Permainan Peran
     Permainan peran adalah metode pelatihan dan pengembangan di mana para peserta diminta untuk merespon permasalahan-permasalahn khusus yang mungkin muncul dalam pekerjaan mereka dengan meniru situasi-situasi dunia nyata.
e.         Permainan Bisnis
     Permainan bisnis adalah metode pelatihan dan pengembangan yang memungkinkan para peserta untuk mengambil  peran-peran seperti presiden, controller, atau vice president pemasaran dari dua organisasi bayangan atau lebih dan bersaing satu sama lain dengan memanipulasi faktor-faktor yang dipilih dalam suatu situasi bisnis tertentu.[6]
f.In-Basket Training
  Adalah metode pelatihan di mana para peserta diminta menyusun prioritas dan kemudian menangani sejumlah dokumen bisnis, pesan e-mail, memo, laporan, dan pesan telepon yang biasanya melewati meja seorang manajer.
g.        On-The-Job Training
  Metode latihan ini banyak digunakan perusahaan. Dalam metode ini, yang diberi tugas untuk melatih karyawan adalah atasan langsung dari kayawan tersebut.[7]
h.        Rotasi Pekerjaan
Adalah pelatihan dan pengembangan di mana para karyawan berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya unuk memperluas pengalaman mereka.
i. Magang
Adalah metode rekuitmen yang biasanya melibatkan para mahasiswa perguruan tinggi yang membagi waktu mereka antara mengikuti kuliah dan bekerja untuk sebuah organisasi.magang sebagai metode pelatihan dan pengembangan memungkinkan para peserta untuk menintregasikan teori yang dipelajari di kelas dengan praktik-praktik bisnis.
j. Pelatihan Manula
Adalah metode pelatihan yang mengkombinasikan intruksi di kelas dengan on-the-job-training. Pelatihan ini umum dalam pekerjaan-pekerjaan yang banyak membuttuhkan keterampilan.[8]
2.        Media Diklat
Pengklasifikasian media pelatihan dapat didasarkan pada karakteristik dan sifat-sifat media, baik dilihat dari bentuknya, teknik pemakaiannya ataupun kemampuannya. Dilihat dari sifat atau jenisnya, media dapat dikelompokkan menjadi :
a.         Media yang hanya dapat didengar atau hanya mengandalkan suara (audio) seperti media radio atau tape recorder.
b.        Media yang hanya dapat dilihat atau mengandalkan indera penglihatan (visual) seperti gambar, foto, slide, model dan sebagainya.
c.         Media yang dapat didengar dan dilihat, disebut juga media audio visual seperti televise, sound slide, film, video tape, film strip.
Dilihat dari teknik pemakaianya, media dapat dikelompokan ke dalam:
a.         Media elektronik, yaitu media yang hanya dapat digunakan dengan memakai bantuan alat-alat elektronik seperti tv, radio, overhead projector (OHP), LCD projector, computer dan lain-lain.
b.        Media non-elektronik adalah media yang dapat digunakan tanpa bantuan alat-alat elektronik seperti kelompok media grafis, model, chart, mock-up,dan lain-lain.[9]
Dilihat dari kemampuannya media dapat dibagi ke dalam:
a.         Media yang mempunyai jangkauan serentak, seperti radio dan televise, seperti program-program pendidikan jarak jauh yang menggunakan radio, internet dan televise yang dipancarluaskan melalui satelit.
b.        Media yang mempunyai jangkauan terbatas seperti OHP, LCD projector, slide, dan sebagainya.
c.          Media yang dapat dimanfaatkan secara individual seperti model, pengajaran melalui computer dan sebagainya.
Selanjutnya pengklasifikasian secara lebih khusus diberikan oleh Ely seperti dikutip oleh Ishak Abdulhak yang mengklasifikasikan media menjadi enam klasifikasi, yaitu:
1.        Kelompok media gambar diam/tidak bergerak, seperti gambar, foto, peta, grafik dan sebagainya.
2.        Benda-benda yang hanya dapat didengar, seperti radio, rekaman dan sebagainya
3.        Gambar hidup baik yang bersuara maupun yang tidak bersuara: Televise dan video.[10]
E.            Pendidikan Dan Pelatihan Sebagai Komponen Pengembangan Sumber Daya Manusia
Karyawan dalam suatu organisasi sebagai sumber daya manusia, dan sabagai hasil dan proses seleksi harus dikembangkan agar kemampuan mereka dapat mengikuti perkembangan organisasi. Di dalam suatu organisasi, unit atau bagian yang mempunyai tugas untuk pengembangan tenaga ini biasanya unit pendidikan dan pelatihan pegawai. Di tingkat departemen pemerintah, unit ini disebut Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai (Pusdiklat).
Oleh sebab itu, Pusat Pendidikan dan Pelatihan di setiap insitusi tugas pokoknya adalah melaksanakan pendidikan dan pelatihan pegawai untuk lebih meningkatkan kemampuan pegawai atau karyawan di lingkungan institusi tersebut dan akhirnya juga membawa dampak terhadap pengembangan organisasi atau insitusi yang bersangkutan.
Leonard Nadler (1970) secara terinci menguraikan area kegiatan Pengembangan  Sumber Daya Manusia itu dalam 4 bagian, yakni:
1.        Pelatihan pegawai (employee training)
2.        Pendidikan pegawai (employee education)
3.        Pengembangan pegawai (employee development)
4.        Pengembangan non-pegawai (non-employee development)
Kegiatan ketiga area yang pertama (pelatihan, pendidikan, pengembangan pegawai) adalah merupakan kegiatan pokok untuk pengembangan sumber daya manusia (pegawai) dalam suatu institusi atau departemen dalam kegiatannya untuk pengembangan organisasi institusi atau departemen yang bersangkutan. Sedangkan area yang ke-4 (non-employee develpmenny) pada hakikatnya adalah pelaksanaan fungsi sosial dari institusi tersebut. Di mana suatu institusi atau departemen menurut Nadler juga mempunyai kewajiban untuk melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota masyarakat yang bukan pegawai dan institusi.[11]

F.            Institusi Pengembangan Sumber Daya Manusia
Institusi Pusdiklat (Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai) adalah sebagai institusi pengembangan sumber daya manusia, maka staf Pusdiklat berperan sebagai pengembang sumber daya manusia (human resources developer). Ada tiga macam pengembang sumber daya manusia, yaitu :
1.        Administrator
Adminstrator PSDM adalah staf Pusdiklat (Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai) yang bertugas untuk mengelolah institusi Pusdiklat (Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai) tersebut. Adapun tugas staf administrator PSDM, yaitu:
a.             Perencanaan Fasilitas dan Biaya
Administrator PSDM yang diserahi tuagas untuk merencanakan fasilitas, biaya dan kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan diklat harus gesit dan kreatif untuk menangkap persoalan-persoalan dan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan untuk mengembangkan individu-individu dan organisasi di dalam lingkup kerjanya. Selanjutnya, berdasarkan analisis kebutuhan pelatihan tersebut harus segera merencanakan bentu-bentuk dan jenis pelatihan yang relevan dengan masing-masing kebutuhan untuk kerja.
Lebih dari itu, ia harus juga melakukan hubungan dan kerjasama dengan pihak-pihak lain, sumber-sumber dana, dan fasilitas lain tanpa adanya dukungan dari pihak lain, unit PSDM (Pusdiklat) niscaya tidak dapat berjalan sesuai dengan fungsinya.
b.             Supervisi Melaksanakan Program
Kegiatan PSDM adalah suatu proses yang berjalan terus-menerus. Kegiatan supervisi disini dimaksudkan agar kegiatan-kegiatan / program-program yang dilaksanakan oleh petugas pengajaran berjalan dengan berhasil dan berdaya guna. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan supervisi adalah penugasan / penentuan staf, prajabatan, evaluasi penelitian dan pengembangan kebijaksanaan. Unit kerja yang menangani supervisi di dalam institusi PSDM dapat diartikan sebagai pusat informasi, penelitian dan pengembangan. Oleh sebab itu, staf di unit ini harus orang yang mempunyai keahlian dalam bidan pendidikan.[12]
c.              Pengembangan Pegawai (Personel Developer)
Adminstrasi PSDM juga mempunyai fungsi untuk mengembangkan staf di dalam institusi PSDM, baik staf dibidang administrasi dan pengelolaan pelatihan maupun pengajar spesialis (learning specialist). Untuk itu administrativ yang bertanggungjawab “personel developer” ini harus memberikan kesempatanbagi semua stafnya untuk mengembangkan dirinya, baik melalui pendidikan lanjutan maupun pelatihan-pelatihan jangka pendek.
d.             Memelihara Hubungan Masyarakat
Pusdiklat (Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai) sebagai salah satu bentuk PSDM perlu memiliki hubungan yang luas dan baik dengan masyarakat, baik hubungan di dalam lingkungan institusi atau departemen maupun di luar institusi / departemen. Pusdiklat merupakan suatu unit kerja yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas ketenagaan di lingkungan departemennya, yaitu dari unit kerja-unit kerja yang lain (program-program). Oleh sebab itu, perlu komunikasi dan hubungan yang baik dengan program-program yang tenaganya akan dididik dan dilatih (dikembangkan). Hubungan dengan organisasi di luar departemen bukan saja untuk memperoleh dukungan nada tetapi juga untuk menjadi masukan dan umpan balik terhadap penyelenggaraan program pendidikan dan pelatihan.
2.        Spesialis Pengajaran (Learning Specialist)
Spesialis pengajaran dalam suatu institusi PSDM, Pusdiklat (Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai) ini merupakan motor penggerak organisasi / institusi tersebut. Pembagian “learning specialist” mencakup tiga hal pokok, yakni :
a.           Instruktur atau pelatih
b.           Pembuat kurikulum pelatihan
c.            Pengembangan materi dan metode pelatihan[13]
3.             Konsultan
Fungsi pokok konsultan dalam institusi diklat adalah untuk menghasilkan pendapatan-pendapatan atau jawaban-jawaban atas permasalahan di dalam lembaga tersebut. Untuk memperoleh hasil yang optimum, maka menurut Nadler, ada dua peeranan pokok yang harus dilakukan oleh seorang konsultan, yakni peranan sebagai narasumber dan sebagai fasilitator.[14]

G.           Evaluasi Program Dalam Pendidikan
Berdasarkan fungsinya, evaluasi dan pengukuran diperlukan untuk memenuhu tiga kelompok kebutuhan yakni:
1.             Kebutuhan Psikologis
2.             Kebutuhan Diktatis
3.             Kebutuhan Administrasi
Di samping pengklasifikasian berdasarkan fungsinya, evaluasi juga dapat dibedakan berdasarkan atas kapan pengukuran dan evaluasi itu dilaksanakan. Untuk itu evaluasi dibedakan menjadi:
1.             Evaluasi Formatif
Evaluasi ini dilakukan dalam proses pendidikan yang sedang berlangsung. Evaluasi ini sangat diperlukan untuk mengadakan perbaikan proses belajar mengajar, termasuk kurikulum, metode pengajar dan sebagainya. Di samping itu evaluasi formatif juga bertujuan untuk mendapatkan umpan balik guna penyempurnaan, perbaikan rancangan dan pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya.
2.             Evaluasi Sumatif
Evaluasi ini dilakukan pada akhir suatu proses pendidikan atau proses belajar mengajar. Tujuan utama evaluasi sumatif ini adalah untuk menentukan pendapat tentang keseluruhan proses belajar mengajar yang sudah selesai. Biasanya dilakukan pada akhir masa belajar sebuah atau beberapa buah kesatuan pengajaran. Sementara orang berpendapat bahwa evaluasi ini mencakup juga evaluasi terhadap lulusan suatu program pendidikan scietafic mereka bekerja di masayarakat. Tujuannya untuk mengetahui performance lulusan, sampai dimana mereka dapat mengaplikasikan teori-teori dan kemampuan mereka sehubungan dengan pekerjaan / tugas mereka.[15]
3.             Kebutuhan Adminitrasi
Dengan diperolehnya hasil evaluasi dan pengukuran akan berguna bagi keputusan-keputusan yang berhubungan dengan adminitrasi dan pengelolaan.

BAB 3
PENUTUP
A.           Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan dan pelatihan recara rinci adalah: (1) Memperbaiki kinerja karayawan yang tidak memuasakkan karna kekurangan keterampilan, (2) Memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi, (3) Mengurangi waktu pembelajaran bagi karyawan baru agar kompeten dalam pekerjaan, (4) Membantu memecahkan masalah operasional, (5) Mempersiapkan karyawan untuk promosi, (6) Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi, (7) Memenui kebutuhan pertumbuhan pribadi.
Untuk pentingnya pendidikan dan pelatihan itu sangat penting karena pendidikan dan pelatihan bagi Sumber Daya Manusia dapat dipandang sebagai salah satu bentuk investasi.
Untuk jenis pendidikan dan pelatihan dibedakan menjadi lima, yaitu: (1) pelatihan keahlian, (2) pelatihan ulang, (3) pelatihan lintas fungsional, (4) pelatihan tim, (5) pelatihan kreativitas, sedangkan untuk model pendidikan dan pelatihan..................................
Untuk metode diklat dibedakan menjadi delapan, yaitu: (1) Arahan Instruktur, (2) Studi Kasus, (3) Pemodelan Perilaku, (4) Permainan Peran, (5) Permainan Bisnis, (6) In-Basket Training, (7) On-The-Job Training, (8) Rotasi Pekerjaan, (9) Magang, (10) Pelatihan Manula. Sedangkan Pengklasifikasian media pelatihan dapat didasarkan pada karakteristik dan sifat-sifat media (audio, visual, audio visual), baik dilihat dari bentuknya, teknik pemakaiannya (elektronik dan non elektronik), ataupun kemampuannya (jangkauan serentak, jangkauan terbatas, dan yang dapat dimanfaatkan secara individual).
Dalam pendidikan dan pelatihan sebagai komponen pengembangan sumber daya manusia Leonard Nadler (1970) secara terinci menguraikan area kegiatan Pengembangan  Sumber Daya Manusia itu dalam 4 bagian, yakni: (1) Pelatihan pegawai (employee training), (2) Pendidikan pegawai (employee education), (3) Pengembangan pegawai (employee development), (4) Pengembangan non-pegawai (non-employee development).
Untuk institusi pengembangan sumber daya manusia terdiri dari tiga, yaitu (1) administrator, (2) Spesialis Pengajaran (Learning Specialist), (3) konsultan.
Dan untuk evaluasi program pendidikan dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) berdasarkan fungsinya, (2) Evaluasi berdasarkan atas kapan pengukuran dan evaluasi itu dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

Mondy R. Wayne. Manajemen Sumber Daya Manusia Jilid 1 Edisi 10, di terjemahkan oleh Bayu Airlangga. Yogyakarta: Erlangga, 2008.
Notoatmodjo, Soekidjo. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2015.
Puji Hartatik, Indah. Buku Praktis Pengembangan SDM. Jogjakarta: Laksana, 2014.
Rusdiana, & Hasan Basri. Manajemen Pendidikan Dan Pelatihan. Bandung:CV Pustaka Setia, 2015. 34-37.




















[1] Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2015), 27.
[2] Indah Puji Hartatik, Buku Praktis Pengembangan SDM, (Jogjakarta: Laksana, 2014), 89-90.
[3] Hasan Basri & Rusdiana, Manajemen Pendidikan Dan Pelatihan, (Bandung:CV Pustaka Setia, 2015) 34-37.
[4] Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, 22.
[5] Indah Puji Hartatik, Buku Praktis Pengembangan SDM, 92-93.
[6] R. Wayne Mondy Manajemen Sumber Daya Manusia Jilid 1 Edisi 10, di terjemahkan oleh Bayu Airlangga, (Yogyakarta: Erlangga, 2008), 217-218.
[7] Hartatik, Buku Praktis Pengembangan SDM. 103.
[8] Mondy Manajemen Sumber Daya Manusia, 219.
[9]
[11] Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia), 72-73.
[12] Ibid., 77-78.
[13] Ibid.,78.
[14] Ibid., 82.
[15] Ibid., 60.

Comments